Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia dan Penjelasannya
Apa saja kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia? Temukan jawabannya dalam sejarah singkat kerajaan Islam di Indonesia berikut.
Kerajaan Islam di Indonesia, diperkirakan telah ada sejak abad ke-13 yang muncul dari lalu lintas perdagangan laut. Pedagang-pedagang Islam dari Arab, Persia, India, hingga Tiongkok mulai membaur dengan masyarakat Indonesia.
Melalui perdagangan tersebut, agama Islam semakin berjaya di Indonesia yang kemudian banyak membawa perubahan dari sisi budaya sampai pemerintahan. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam di penjuru negeri membawa ajaran Islam ke seluruh Indonesia.
Meski begitu, berdasarkan sejarah, agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia sejak akhir abad ke-6 Masehi dan terus berkembang. Dengan adanya perdagangan tersebut, ajaran agama Islam mulai diberikan melalui banyaknya kerajaan-kerajaan Islam.
Baca Juga: Deretan Cendikiawan Muslim yang Melahirkan Berbagai Inovasi di Bidang Kedokteran
Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau Sumatera
Para pedagang Arab pergi ke Aceh awalnya untuk berdagang. Seiring berjalannya waktu, terjadi akulturasi budaya dan perkawinan campur dengan masyarakat asli Aceh.
1. Kesultanan Perlak, Aceh (860 M – 1292 M)
Sumber Gambar: Roma Decade
Kesultanan Perlak atau Kesultanan Peureulak konon merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia menurut berbagai literatur. Wilayah kesultanan ini terkenal dengan hasil bumi kayu perlak yang berkualitas untuk membuat kapal.
Sultan pertama Perlak adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah yang merupakan keturunan Arab dan Aceh. Kesultanan Perlak kemudian menyatu dengan Kerajaan Samudera Pasai melalui perkawinan Putri Ganggang dengan Raja Samudera Pasai, Al Malik Al-Saleh.
2. Kerajaan Samudera Pasai, Aceh (1267 M – 1521 M)
Sumber Gambar: Jejak Peradaban
Selanjutnya, ada Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini didirikan oleh Merah Silu yang kemudian menggunakan gelar berbahasa Arab, Malikul Saleh, pada tahun 1267.
Puncak kejayaan Samudera Pasai ini berada pada masa pimpinan sultan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir. Pada masa pimpinannya, Pasai menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan menggunakan koin emas sebagai mata uangnya.
Masa kejayaan ini berakhir ketika masa kekuasaan sultan berikutnya, dimana kerajaan Samudera Pasai diserang oleh kerajaan Majapahit dan menjadi satu wilayah.
Kerajaan ini kemudian jatuh total setelah diserang Portugis pada tahun 1521 yang kemudian menjadi wilayah Kesultanan Aceh Darussalam.
3. Kesultanan Aceh Darussalam, Aceh (1496 M – 1903 M)
Sumber Gambar: Unsplash
Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1514, dan berhasil menguasai beberapa daerah di sekitarnya.
Kerajaan ini kemudian mengalami masa ekspansi dan pengaruh terluas di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda dimana Aceh menaklukan Pahang yang merupakan sumber timah utama.
Kemunduran kerajaan Aceh Darussalam ini disebabkan oleh beberapa faktor, yang diantaranya semakin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatra dan Selat Malaka yang ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus serta Bengkulu.
Baca Juga: Lika-liku Kerajan Majapahit dari Raden Wijaya Hingga Keruntuhannya
Kerajaan Islam di Pulau Jawa
Berikut ini adalah Kerajaan Islam di Pulau Jawa. Dimulai dari Kesultanan Cirebon yang terletak di Jawa Barat hingga Mataram Islam yang pernah menguasai seluruh wilayah di Jawa.
4. Kesultanan Cirebon, Jawa Barat (1430 M – 1677 M)
Sumber Gambar: Unsplash
Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan Islam di Indonesia yang paling berpengaruh di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16 Masehi. Kerajaan ini juga merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau.
Sunan Gunung Jati merupakan pendiri kerajaan Cirebon dan memimpin sejak abad ke-15. Kerajaan ini didirikan di Dalem Agung Pakungwati sebagai pusat pemerintahan negara Islam kesultanan Cirebon yang sekarang menjadi Keraton Kasepuhan.
5. Kerajaan Demak, Jawa Tengah (1481 M – 1554 M)
Sumber Gambar: Pariwisata-Demak
Kerajaan Demak dimulai saat runtuhnya kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Ketika berita runtuhnya kerajaan tersebut menyebar, beberapa daerah yang berada di bawah naungan kekuasaan Majapahit akhirnya melepaskan dir, Demak salah satunya.
Pada tahun 1518, kerajaan Demak pun didirikan oleh Raden Patah, putra Brawijaya yang merupakan raja terakhir Majapahit.
Berkat dukungan dari para Wali Songo, kerajaan Demak ini menjadi besar dalam kurun waktu yang singkat.
Runtuhnya kerajaan Demak ini terjadi ketika masa pimpinan Trenggana dimana terjadinya perebutan kekuasaan yang memunculkan pemberontakan. Kekuasaan kerajaan Demak berakhir setelah Jaka Tingkir memindahkan kekuasaan ke Pajang.
6. Kerajaan Pajang, Jawa Tengah (1554 M – 1568 M)
Sumber Gambar: abngnji
Prestasi Jaka Tingkir dalam ketentaraan membuatnya diangkat sebagai menantu Trenggana dan menjadi bupati Pajang bergelar Hadiwijaya.
Pada tahun 1547, Sunan Prawoto yang naik tahta tewas dibunuh sepupunya, Arya Penangsang, yang juga mengincar Jaka Tingkir namun gagal.
Dengan dukungan Ratu Kalinyamat, Jaka Tingkir bersama pengikutnya berhasil mengalahkan Arya Penangsang yang kemudian merebut tahta miliknya dan mendirikan kerajaan Pajang pada tahun 1568.
7. Kerajaan Mataram Islam, Jawa (1586 M – 1755 M)
Sumber Gambar: Good News From Indonesia
Kerajaan Mataram didirikan oleh Panembahan Senapati pada tahun 1586. Pada awalnya, kerajaan ini berada di wilayah teritorial Kerajaan Pajang, yang kemudian menundukkan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu, sebagai hasil dari perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram pun terbagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasunanan Surakarta dan Nagari Kasultanan Ngayogyakarta pada tahun 1755 yang menandai berakhirnya kerajaan Mataram.
Baca Juga: Begini Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Secara Lengkap
Kerajaan Islam di Maluku
Di Maluku, ada dua Kerajaan Islam yang memiliki pengaruh besar, yakni Kesultanan Ternate dan Tidore. Namun, ada juga beberapa kesultanan lain.
8. Kesultanan Ternate, Maluku Utara (1257 M – Kini)
Sumber Gambar: Researchgate
Kesultanan Malu merupakan salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara yang masih ada sampai sekarang.
Kerajaan ini didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257 dan memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara berkat perdagangan rempah dan kekuatan militernya.
Kini, tahta kesultanan tengah dijabat oleh Sultan Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah yang menjabat sejak tahun 2016 lalu.
9. Kesultanan Tidore, Maluku Utara (1081 M – Kini)
Sumber Gambar: Cagar Budaya Kemendikbud
Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di wilayah Kota Tidore dan pernah berhasil menguasai sebagian besar Kepulauan Maluku. Kesultanan Tidore terletak di selatan Ternate.
Sultan pertama Kesultanan Tidore adalah Kolano Syahjati. Diketahui Kesultanan ini pernah berada di sengketa antara Kesultanan Ternate pada tahun 1521.
Baca Juga: Sejarah dan Peninggalan Kerajaan Kutai
Kerajan Islam di Sulawesi
Penyebaran Islam juga terjadi di pulau Sulawesi. Bahkan kerajaannya masih ada sampai sekarang, lho, Toppers.
10. Kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan (1332 M – Kini)
Sumber Gambar: MakassarVacation
Kerajaan Gowa merupakan kerajaan dan kesultanan yang berpusat di daerah Sulawesi Selatan, di ujung selatan dan pesisir semenanjung yang memiliki mayoritas penduduk suku Makassar.
Kerajaan Gowa ini berdiri ketika agama Islam dibawa oleh seorang ulama bernama Dato Ri Bandang pada tahun 1605.
Didirikan oleh Karaeng Tunigallo dengan gelar Sultan Alauddin, yang kemudian dilanjutkan oleh Sultan Hasanuddin dan mencapai puncak kejayaan dari perdagangan rempah-rempah.
11. Kesultanan Buton, Sulawesi Tenggara (1332 M – Kini)
Sumber Gambar: horizon budaya
Pada tahun 1412 Masehi, Sayid Jamaluddin al-Kubro diundang oleh Raja Mulae Sangia i-Gola untuk diajarkan ajaran Islam.
Selang seratus tahun, Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani berhasil meneruskan ajaran Islam kepada Raja Buton yang ke-6 pada tahun 1538.
Semenjak Raja ke-6 memeluk agama Islam, kerajaan Buton pun berubah bentuk menjadi Kesultanan dan dikenal sebagai Kesultanan Buton.
Pada masa kesultanan Buton, sistem syariat Islam pada masa itu diakui oleh Negara kesultanan lain di Nusantara dan dunia sehingga sultan Buton di anugerahi gelar Khalifatul Khamis oleh Khalifa Otsmaniah.
Kerajan Islam di Kalimantan
Di pulau Kalimantan, kerajaan Islam juga berkembang pesat. Ada beberapa kerajaan dengan corak Hindu kemudian menjadi corak Islam.
12. Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kalimantan Timur (1300 M – Kini)
Sumber Gambar: indonesiakaya.com
Kesultanan Kutai merupakan Kerajaan Melayu yang bermula dari kerajaan bercorak Hindu pada tahun 1300 lalu menjadi kerajaan Islam pada 1575. Kesultanan ini masih eksis sampai sekarang untuk upaya melestarikan budaya dan adat Kutai Kedaton.
Kerajaan ini didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti sebagai Raja Kutai Kartanegara. Raj Kutai pertama yang bergelar Sultan adalah Sultan Aji Muhammad Idris (1732 M – 1739 M)
13. Kesultanan Banjar, Banjarmasin (1526 M – 1905 M)
Sumber Gambar: Travel-Dreams
Bermula ketika Raden Samudera, mendapatkan wasiat dari Raja Negara Daha untuk menggantikan posisinya.
Hal tersebut mengancam keselamatannya karena perselisihan mendapatkan jabatan yang membuat Raden Samudera melarikan diri.
Pangeran Tumenggung, Raja Negara Daha selanjutnya, melakukan penyerangan ke Bandarmasih.
Pangeran Samudera, dibantu kerajaan Demak, berhasil menahan serangan tersebut yang kemudian menyebabkan Pangeran TUmenggung menyerahkan kekuasaan Negeri Daha kepada Pangeran Samudera.
Pangeran Samudra pun mendirikan kerajaan Banjar yang merupakan kerajaan Islam pertama di Kalimantan Selatan pada tahun 1520.
Kerajaan Islam di Nusa Tenggara Barat (NTB)
Di daerah Nusa Tenggara Barat, ada kerajaan Islam salah satunya adalah Kesultanan Bima. Cek informasi lengkapnye berikut.
14. Kesultanan Bima, Bima (1620 M – 1958 M)
Sumber Gambar: Pemerintah Kota Bima
Kesultanan Bima awalnya merupakan sebuah kelompok masyarakat Suku Mbojo yang menganut animisme. Ajaran Islam datang dari para mubalig dan pedagang dari Kesultanan Demak.
Kerajaan Bima kemudian menjadi kesultanan setelah Raja La Kai menjadi muslim. Dia adalah raja ke-27 dari Kerajaan Bima.
0 komentar:
Posting Komentar